Langit (3)
Malam mulai datang. Bulan tetap diam seperti tidak pernah mendengar perkataan Langit. Mungkin, ia butuh istirahat dan berpikir. Sambil termenung, Langit melihat ke sekeliling. Ada cahaya kecil yang menghiasi malam. "Hai, Langit! Apa kabar?" Tanya Bintang dengan suara riang.
Sudah lama keduanya tidak saling menyapa. Hanya bertukar pandang dan senyum yang tersimpul. Mereka memang tidak dekat, tapi tidak ada salahnya bila Langit meminta saran dari Bintang. Sosok menyenangkan dan punya banyak cerita untuk dikisahkan.
"Tidak begitu baik. Bagaimana denganmu?" Tanya Langit berharap Bintang mampu memahami perasaannya. Benar saja, Bintang tidak menanyakan banyak hal lagi. Ia pun mulai bercerita dengan kesimpulan yang mampu menentramkan Langit.
"Tahukah kamu? Ada sebuah cerita di Galaksi lain. Dipenuhi Matahari, Bulan, Langit, dan Manusia. Mereka selalu punya masalah, tapi selalu ada solusi." Bintang memulai dongeng indahnya tentang Galaksi lain yang tidak pernah dilihat Langit. Ia mengisahkan kehidupan yang terdengar luar biasa meski tidak selalu begitu kenyataannya.
"Bintang, mengapa masalah tidak kunjung usai di dalam kisahku dengan yang lain? Bisakah kami sebahagia Galaksi yang kamu ceritakan?"
"Tentu bisa, meski cukup panjang perjalanannya. Jika terlampau sulit memulai sesuatu yang besar, mulailah dari yang sederhana."
Sesederhana itu, bila terlampau sulit membuat Bulan memahami Matahari begitu pula sebaliknya dengan Langit, mulai saja dengan dirimu sendiri.
"Langit mulailah perbaiki dirimu." Kata Bintang mengakhiri cerita.
Komentar