Cerita tentang Si Ubi Manis
Ubi mulai menutup hatinya. Berbicara dengan nada standar dan kadang sedikit emosi. Ia marah dengan hal kecil yang selalu mengusik dirinya. Ubi memang terlihat kusam meski manis di bagian dalam. Sayangnya, ia belum benar-benar menjadi demikian. Manis dan legitnya Ubi belum juga terasa. Katanya, ia harus melewati masa sulit sebelum keindahan itu hadir.
Panas pun mulai datang, menjalar ke setiap bagian tubuhnya. Kerasnya Ubi perlahan berubah, menghadirkan asap yang keluar dengan aroma manis yang menyebar. Ketika itulah kita tahu, manisnya Ubi sudah dapat dirasakan. Ia telah matang. Dari keras menjadi lembut, dari hambar menjadi manis. Sebuah perubahan yang hadir dari pemanasan maksimal.
Setiap kita mampu berubah dari gelap menjadi terang, dari buruk menjadi baik. Dua sisi yang berbeda ini memiliki jembatan panjang yang harus dilewati jika kita ingin menyeberang. Jembatan tersebut biasa disebut proses.
Komentar