Bukan Raja dan Kasim

Lelaki itu pulang lebih cepat dari sebelumnya. Dengan muka kusut ia menuju lantai dua rumahnya sambil membawa handphone berwarna coklat dengan casing yang mulai lusuh. Dihampirinya kamar anaknya, Lima, yang sedang sibuk di depan laptop.

“Udah pulang, Yah?” tanya Lima dengan muka datar.

“Ayah gak bisa narik, Ma. Nih, lihat. Katanya diblok.”

Lima mengotak-atik aplikasi untuk supir taksi online itu. Sekedar memastikan diberhentikan tidaknya akun sang Ayah. Sekilas tidak ada yang salah. Ketika ditanyakan melalui email pun, pihak perusahaan taksi online mengatakan tidak melakukan pemblokiran.

“Tadi tuh, kan, lagi ngangkut penumpang, si penumpangnya bilang. ‘Pak, ada handphone ketinggalan.’ Ya, udah, Ayah simpen kan. Nunggu yang punya ngubungin. Eh, gak lama Ayah gak bisa narik. Gara-gara si penumpang apa, ya? Seenaknya aja ngeblokir.”

“Ih, belum tentu. Mana? Coba lihat handphone-nya.”

“Lah, abis langsung diblokir gitu. Ayah juga udah bilang ke perusahaan taksi online ada barang ketinggalan. Deuh, bukannya nanya dulu si penumpang. Seenaknya aja, dah.” Kata lelaki tua itu dengan nada gusar, sambil menyodorkan handphone berwarna putih milik si penumpang.

“Kok, pinter yang punya ini. Udah tau handphone-nya di kunci tapi malah SMS. Telpon kek gitu.” Kali ini nada gusar terdengar dari suara Lima.

Tidak lama, handphone tersebut kehabisan daya. Lima mengisi dayanya dalam keadaan handphone mati. Ia bingung harus diapakan handphone tersebut.

“Ya, udah, Yah. Istirahat aja. Kita udah lapor ke pihak taksi online. Kalo penumpangnya butuh, nanti juga ngubungin Ayah. Kan si penumpang bisa nanya nomor Ayah.” Kata Lima sambil tersenyum tipis. Ditepuk pundak sang Ayah untuk menenangkan hatinya.

Lima paham, Ayah terlalu tua untuk pekerjaan ini. Seharusnya Ayah menikmati waktu tuanya bersama cucu. Bukan berkutat dengan macetnya kota Jakarta. Tidak masalah jika pekerjaan taksi online sebagai selingan mengisi waktu. Namun, munculnya masalah-masalah semacam ini membuat Ayah mudah naik pitam. Ayah sudah tua, barangkali itu yang membuat ia tidak cocok dengan pekerjaan yang terlalu merajakan seorang pelanggan.

Kring… kring… kring…

“Ma, ada telepon. Dari taksi online kayanya. Halo?”

Sore itu, si pemilik handphone akhirnya menelpon. Suara diseberang telepon tidak terdengar jelas. Dari cara bicara Ayah, bisa diterka-terka betapa kesalnya ia.

“Jadi, gimana, Yah?” Tanya Lima pelan, takut-takut Ayahnya masih berapa-api.

“Tuh, kan. Diblokir karena itu orang. Katanya, ‘kok Bapak gak nganterin handphone-nya.’ Mau anterin ke mana? Ke kantor taksi online? Lah, siapa yang butuh coba.”

“Terus, dia bisa blok akun Ayah gimana caranya?”

“Pacarnya kerja di kantor taksi online. Gak tau apa, lagi nyari duit. Jangan main blokir dong. Sekarang malah minta dianter handphone-nya. Bawa ke kantor yang punya handphone, katanya nanti dibayar sesuai ongkos taksi online. Enak aja, bayar-bayar.”

“Jangan mau, Yah. Macet, jam pulang kerja ini.”

“Iya, dong. Daerah Pancoran kantornya. Suka parah itu macetnya. Ayah bilang aja, ‘duh Non, Bapak udah tua. Lagi istirahat di rumah. Non ke daerah rumah Bapak aja, dah.’ Terus, Ayah suruh dia buka blokir akun taksi online, deh.” Ayah sengaja menggunakan kata ‘Non’ untuk menyindir si pemilik handphone. Sepertinya ia sedikit tersakiti dan tidak suka dengan cara bicara si ‘Non’.

Menjelang malam, si pemilik handphone datang. Ayah mengembalikan handphone putih itu dengan memastikan akun taksi online-nya sudah baik-baik saja.
Seharusnya masalah ini bisa selesai dengan sederhana. Tanpa perlu pemblokiran. Tanpa perlu naik pitam. Tanpa perlu ada kata-kata yang saling sakit menyakiti.

Barangkali kadang kita lupa. Hubungan supir taksi online dan pengguna jasanya bukanlah hubungan bak raja dan kasim. Keduanya saling membutuhkan, tidak perlu didewakan atau merasa mendewakan diri. Maka, prasa ‘pelanggan adalah raja’ agaknya tidaklah tepat. Bukankah ‘simbiosis mutualisme’ lebih tepat menggambarkan hubungan mereka?

Komentar

adalaibaatz mengatakan…
Classic Titanium Watch Band | TITONIAN ART & VINTAGE
Classic grade 5 titanium titanium titanium wedding rings watch oakley titanium glasses band from TOTO is an automatic band designed for where can i buy titanium trim use with nier titanium alloy only the finest titanium watch watches available in the market. The Titanium Watch is made

Sering Dibaca

Wreck It Ralph: It's about how much you believe in your self

Senin, 10 Februari 2013

my first entri \^~^/